Oktober 17, 2015 - Medan
MEDAN (Berita): Institut Teknologi Medan (ITM) merupakan satu-satunya perguruan tinggi swasta pertama di Sumatera Utara yang memiliki Pusat Studi Kajian bencana alam geologi dan lingkungan hidup yang nantinya akan melakukan pemetaan kawasan bencana, pemetaan jalur evakuasi dan upaya penanggulangan bencana alam.
Ketua Pusat Studi Kajian Penanggulangan Dr Ir Said Mozambiq didampingi Kabiro Humas HM Vivahmi SH MSi kepada wartawan di kampus Jalan Gedung Arca Medan, kemarin mengatakan, pusat studi kajian ini nantinya akan menerapkan ilmu mengenai aplikasi bencana alam geologi melalui studi banding (field trip) di kawasan terjadinya bencana alam geologi.
Salah satunya tujuan dibukanya pusat studi kajian bencana alam geologi mengingat ada tiga tahapan terjadinya suatu bencana alam geologi dan lingkungan hidup seperti pra bencana, terjadinya bencana dan pasca bencana.
Alasan inilah tambahnya, karena di ITM terdapat Fakultas Teknologi Mineral yang mengasuh program studi/jurusan teknik geologi dan teknik pertambangan. Sehingga alangkah tepat karena dapat memberikan wawasan kepada mahasiswa geologi khususnya mengenai bencana alam.
“Bagi mahasiswa akan mengetahui apa yang dibuat kalau terjadi bencana alam geologi,” kata Said yang juga Sekretaris Jurusan Teknik Geologi ITM ini. Dia mengatakan, belakangan ini bencana alam erupsi Gunung Sinabung di Kabupaten Karo sudah memasuki fase yang membahayakan keselamatan nyawa umat manusia, terutama masyarakat yang berada di sekitar lokasi erupsi itu.
Peran ITM dan mahasiswa teknik geologi sangat dibutuhkan dengan memberikan sosialisasi tentang mitigasi bencana melalui kajian akademik dan studi langsung mahasiswa di lokasi bencana alam.
“Kita akan membekali masyarakat di sekitar lokasi bencana alam geologi dengan pengetahuan yang bermanfaat tanpa harus menghindar dari lokasi bencana itu,” ucapnya.
“Di bidang pendidikan, dosen harus siap memberikan pemahaman dan sosialisasi ke sekolah tentang bencana alam khususnya pengetahuan geografi bencana alam itu. Mengingat, kurikulum geografi di SMA sudah ada sejak dulu, maka perlu jika kurikulum bencana alam diperkenalkan karakteristik bencananya seperti apa,” paparnya.
Ternyata, ungkapnya, kajian studi erupsi abu vullkanik itu banyak manfaat untuk dikaji secara akademik. Seperti erupsi di Gunung Api di Bromo bisa digunakan abu vukaniknya untuk bahan baku keramik, batako, genteng, bahan pakan ternak dan pertanian.
Artinya, kajian akademik dari bencana erupsi abu vulkanik itu akan menjadi kajian studi bidang teknologi, teknik sipil, pertanian, industri dan ramah lingkungan hidup yang bisa bermanfaat positif.
“Pusat studi kajian inilah yang akan menciptakan pemanfaatan sumber daya alam dan sumber mineral itu yang kelak akan diterapkan untuk pengetahuan kepada mahasiswa jurusan geologi,” katanya.(aje)
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar. No Spam