Januari 26, 2016 - Medan
MEDAN (Berita): Berdasarkan Peraturan Menteri, perbandingan jumlah ideal dosen dengan mahasiswa di PTS adalah 1 berbanding 30 untuk mata kuliah eksakta dan 1:45 untuk sosial. Sedangkan PTN 1:20 untuk eksakta dan 1:30 untuk ilmu sosial.
Namun masih ada perguruan tinggi yang memiliki rasio dosen dan mahasiswa lebih dari satu banding 100. Bahkan ada yang satu banding 750. Untuk itu, harus ada pengawasan demi sistem pembel¬ajaran yang lebih baik dan men¬capai rasio ideal antara jumlah dosen dan mahasiswa. Hal ini juga yang menjadi program Institut Teknologi Medan (ITM).
Rektor ITM Dr Ir Mahrizal Masri MT mengatakan, selain peningkatan sistem pembelajaran, program lainnya yang sedang dikerjakan yaitu peningkatan SDM untuk program S3 pada semua prodi.
“Demikian pula dengan kenaikan kepangkatan dosen dari Asisten ahli menjadi Lektor, Lektor menjadi Lektor Kepala dan Lektor Kepala menjadi Profesor menjadi program kita untuk pencapaian kualitas,” ungkap Mahrizal.
Mahrizal berharap, dosen ITM bisa mengikuti jurnal internasional, jika memungkinkan berindex sco¬pus. Sebab ini menjadi syarat un¬tuk meningkatkan ranking per¬guruan tinggi. Saat ini jumlah dosen tetap di ITM sebanyak 117 orang dengan rincian dosen yang bergelar S3 sebanyak 7 orang, 1 orang profesor dan yang masih dalam tahap penyelesaian program S3 sebanyak 19 orang dan selebihnya berkualifikasi S2, sedangkan 10 persen lagi masih S1 yang bukan dosen jurusan.
Dijelaskannya, pada pangkalan data perguruan tinggi (PDPT) Kemenristek dikti dengan jelas tercantum jumlah dosen se¬banyak 117, jumlah mhasiswa 5.648 dengan ratio dosen 1:48. Dari data di PDPT tersebut, ITM masuk kategori PTS sehat, sebab perbandingan ratio dosen dan mahasiswa masih kategori baik, meskipun belum ideal.
“Kami tetap memperhatikan kriteria PTS sehat seperti yang ditetapkan Kemeristek dikti dengan memenuhi ketentuan badan penyelenggara terdaftar dan tercatat di Kemenkumham, tidak konflik, terakreditasi, sehingga para lulusan bisa diterima di masyarakat, pasar kerja nasional dan internasional,” harapnya.
Dosen ITM yang mengajar sedikitnya ada 130- an. Dari jumlah tersebut diakuinya masih ada sejumlah dosen dengan kualifikasi S1. Dari 130-an dosen itu, kata Mahrizal 90 persen sudah S2. Sisanya 10 persen lagi memang ada berkualifikasi S1 dan masih mengajar dan di antaranya sedang proses S2.
Menurutnya, kebijakan pemerintah mewajibkan dosen harus S2 itu sangat baik dan pihaknya selaku perguruan tinggi swasta sangat mendukung. Hal itu penting untuk meningkatkan kualitas lulusan dari kampus tersebut. (aje)
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar. No Spam